Unsur-unsur di golongan A dalam satu golongan yang sama memiliki konfigurasi elektron valensi yang sama sehingga memiliki kecendrungan sifat-sifat kimia dan fisika yang mirip.
Golongan IA / Alkali
Unsur-unsur pada golongan ini adalah logam yang bersifat sangat reaktif. Keaktifan unsur-unsur ini disebabkan oleh energi ionisasi yang kecil sehingga cenderung melepaskan elektronnya dan membentuk kation bermuatan +1. Pada suhu kamar, semua unsur alkali berbentuk padat kecuali cesium berwujud cair. Logam alkali sangat reaktif terhadap air dan bereaksi disertai nyala api. Kereaktifan ini semakin reaktif dari atas ke bawah.
Logam alkali juga bereaksi dengan oksigen membentuk oksida logam seperti Li
2O, Na
2O
2, KO
2. Ketika dibakar di udara logam alkali menghasilkan nyala dengan warna yang karakteristik. Hal ini bisa dijadikan eksperimen untuk mengidentifikasi senyawa yang tidak diketahui.
Golongan IIA / Alkali tanah
Unsur-unsur pada golongan ini cukup reaktif tetapi tidak sereaktif golongan IA. Sama seperti alkali, alkali tanah ini memiliki energi ionisasi yang cukup rendah sehingga mudah melepaskan kedua elektron valensinya membentuk kation bermuatan +2. Kereaktifan logam alkali tanah juga meningkat dari atas ke bawah. Logam-logam ini juga membentuk oksida ketika bereaksi dengan oksigen.
Berilium merupakan logam berwarna abu dan bersifat keras sehingga bisa menggores kaca. Berilium ini tidak terlalu reaktif terhadap air. Magnesium bereaksi agak lambat pada suhu kamar, tetapi lebih cepat jika dengan uap air.
Pembakaran logam alkali tanah juga menciptakan warna karakteristik seperti logam alkali. Nyala Stronsium berwarna merah, berilium berwarna hijau kuning dan magnesium nyala terang. Oleh karena itu, garam-garam dari logam alkali tanah sering dipakai sebagai bahan kembang api.
Aluminium
Karbon dan Silikon berada pada golongan IVA dan memiliki konfigurasi 2 4 dan 2 8 4. Karena jumlah valensinya berada di tengah-tengah kapasitas kulit, unsur ini cenderung membuat ikatan kovalen.
Karbon bisa memiliki struktur yang kristalin seperti grafit dan intan atau tidak kristalin (amorf). Grafit bersifat lunak, berwarna hitam, dan dapat menghantar listrik. Grafit berbentuk layer dari struktur 2 dimensi yang berbentuk hexagonal. Intan di lain sisi memiliki ikatan kovalen yang keras , tidak berwarna, dan tidak menghantarkan arus listrik. Intan memiliki struktur 3 dimensi, di mana satu atom karbon terikat secara kovalen dengan 4 atom karbon yang lain. Karbon yang berbentuk non-kristalin adalah arang dan karbon hitam. Karbon ini memiliki struktur yang tidak beraturan bentuk ikatan kovalennya.
Silikon berbentuk padatan yang lebih keras dari karbon. Silikon mempunyai struktur yang mirip dengan intan dan bersifat semikonduktor. Artinya, silikon memiliki daya hantar yang kecil pada suhu kamar, tetapi menjadi cepat pada suhu tinggi.
Nitrogen, Oksigen, dan Belerang
Nitrogen berada pada golongan VA, sedangkan oksigen dan belerang pada VIA. Nitrogen dan Oksigen merupakan gas yang tersusun sebagai diatom, sedangkan belerang adalah zat padat dengan rumus molekul S
8.
Pada suhu kamar, nitrogen kurang reaktif karena ikatannya kuat, N
2 terikat dengan 3 ikatan kovalen. Pada suhu tinggi, nitrogen bereaksi dengan unsur lain, contohnya dengan oksigen membentuk NO.
Di lain sisi oksigen dengan rumus molekul O
2 adalah gas yang cukup reaktif. Hampir setiap logam bereaksi dengan oksigen membentuk oksida logam.
Belerang adalah molekul yang cukup stabil dan berbentuk rombik berwarna kuning. Belerang meleleh pada suhu 113
oC membentuk cairan berwarna jingga dan jika terus dipanaskan akan menghasilkan warna cokelah kemerah-merahan. Jika suhu terus ditingkatkan, kekentalan belerang akan menurun. Belerang bisa berekasi dengan oksigen membentuk belerang dioksida SO
2 dengan nyala biru yang khas.
Golongan VIIA / Halogen
Unsur-unsur pada golongan ini sangat reaktif sehingga di alam selalu ditemukan dalam bentuk senyawa dengan unsur lain, tidak dalam keadaan atom murninya. Unsur halogen semuanya berbentuk molekul diatom. Fluorin dan klorin berwujud gas. Fluorin berwarna kuning pucat, sedangkan klorin berwarna kuning kehijauan. Bromin mudah menguap, cairan dan uapnya berwarna coklat kemerahan. Iodin berbentuk padat berwarna hitam yang bisa menyublim menghasilkan uap berwarna ungu.
Unsur-unsur halogen biasanya berbau menyengat, terutama klorin dan bromin. Unsur ini juga beracun sehingga penangannya perlu sangat hati-hati. Titik leleh dan titik didih meningkat dari atas ke bawah. Secara jari-jari atom, dari atas ke bawah jari-jari atomnya meningkat sehingga gaya tarik inti atomnya melemah akibatnya kereaktifan ini menurun dari atas ke bawah.
Golongan VIIIA / Gas Mulia
Gas mulia memiliki konfigurasi elektron dimana elektron valensinya penuh – 8 elektron maka unsur-unsur ini bersifat stabil atau inert. Selain dilihat dari konfigurasi elektronnya, ketidakreaktifan ini juga dapat dilihat dari besarnya energi ionisasi yang berarti sangat sukar untuk melepaskan elektron. Gas mulia secara fisika bersifat tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau. Argon, Krypton, dan Xenon sedikit bisa larut dalam air.
Berdasarkan titik lelehnya, semua gas mulia berbentuk gas pada suhu kamar. Pada tekanan normal, gas mulia dapat dicairkan kecuali helium. Helium hanya bisa dicairkan pada tekanan tinggi sekitar 25 atm. Helium merupakan gas mulia dengan titik leleh dan titik didih paling rendah sehingga sering digunakan sebagai pendingin untuk mempertahankan suhu sekitar 0 K. Pada suhu sekitar 4 K, gas helium bersifat super conductor yaitu zat yang memiliki daya hantar listrik dan panas tanpa hambatan dan tanpa medan magnet. Besarnya hantaran listrik sekitar 800 kali dibandingkan kawat tembaga pada umumnya.