Ilmu kimia telah dipakai untuk mengembangkan material baru dan memproses material di alam. Beberapa hal yang akan kita bahas di sini adalah kristal cair atau LCD, polimer, keramik, dan film tipis.
1. Kristal cair
Kristal cair merupakan material yang sangat unik dengan sifat di antara cairan dan kristal padat. Kristal cair ini adalah material yang dipakai untuk monitor atau televisi LCD (liquid crystal display). Kristal cair ini merupakan hasil dari seorang ilmuwan Austria bernama Frederick Reinitzer.
Gejala kristal cair
Zat padat pada umumnya memiliki struktur molekul yang teratur. Jika zat ini dicairkan, gaya antarmolekulnya akan pecah dan molekul-molekul ini akan bergerak secara acak.
Pada tahun 1888, Reinitzer menemukan senyawa organik,
kolesterol benzoat memiliki sifat yang tidak wajar. Jika kolesterol benzoat dipanaskan pada suhu 145
oC akan mencair membentuk cairan seperti susu. Jika cairan dipanaskan terus-menerus sampai suhu 179
oC, cairan susu ini menjadi bening. Saat cairan ini didinginkan terjadi proses yang sebaliknya. Pada suhu 179
oC, cairan bening ini menjadi seperti susu dan memadat pada suhu 145
oC.
Hal ini bisa dijelaskan melalui
proses perubahan fasa. Perubahan fasa pada kolesterol benzoat dari padat ke cair tidaklah langsung, tetapi melalui
fasa antarmadya dahulu.
Fasa antarmadya inilah fasa kristal cair, yaitu
saat sebagian molekul memiliki struktur padat dan sebagian molekul lainnya bergerak bebas seperti cairan. Oleh karena struktur molekul yang seperti ini, kristal cair dapat menjadi sangat kental dan memiliki sifat di antara fasa padat dan cair. Fasa antarmadya ini memiliki transisi yang tegas seperti pada percobaan Reinetzer. Pemamfaatan kristal cair ini didasarkan pada fakta bahwa gaya antar-molekul lemah yang mempertahankan molekul tetap bersama di dalam kristal cair. Kristal cair ini sangat mudah terpengaruh dengan perubahan suhu, tekanan, medan listrik, dan magnet.
Jenis fasa kristal cair
Kristal cair memiliki beberapa fasa yang bergantung pada suhu. Jenis-jenis fasa tersebut adalah sebagai berikut:
1.
Fasa nematik, yaitu fasa yang paling sederhana dan terbentuk pertama kali saat didinginkan. Dalam fasa ini, molekul terorientasi sejajar pada arah tertentu tetapi posisi molekul tetap tidak beraturan.
2.
Fasa smektik, yaitu fasa kedua dari kristal cair. Pada fasa ini molekul memiliki orientasi yang sama dan posisinya juga beraturan sejajar. Contohnya ada fasa smektik A dan fasa smektik C.
3.
Fasa kolestrik, yaitu fasa ketiga dari kristal cair. Pada fasa ini orientasi kristal cair membentuk kisi tiga dimensi yang beraturan. Orientasi molekul pada fasa ini berubah dari bidang ke bidang membentuk susunan heliks. Jarak antara bidang dengan orientasi yang sama disebut dengan
bumbungan (Pitch, P).
Fasa ini dapat mendifraksi cahaya dengan panjang gelombang sebanding dengan bumbungannya. Jika, suhu berubah, maka nilai bumbungan berubah sehingga warna cahaya yang terdifraksi juga berubah. Maka kristal cair bisa dipakai sebagai sensor suhu.
Struktur molekul kristal cair umumnya memiliki bentuk molekul yang panjang dan bersifat tegar.
Prinsip kerja kristal cair
Kristal cair memiliki
orientasi yang sangat peka terhadap cahaya. Kepekaan inilah yang menjadi dasar penggunaan kristal cair menjadi layar televisi atau monitor komputer.
Kristal cair pada fasa nematik ditempatkan di antara dua filter polarisasi agar hanya cahaya dengan polarisasi tertentu yang bisa melewati filter tersebut. Kristal cair ini bekerja dengan ada atau tidaknya arus listrik yang dialirkan ke dalamnya:
1. Cahaya yang tidak terorientasi akan melewati filter polarisasi yang pertama dan hanya cahaya dengan orientasi yang sama dengan filter ini yang akan lewat. Lalu cahaya ini akan mengenai kristal cair, pada saat tidak ada medan listrik yang dialirkan ke dalam kristal cair, cahaya ini akan dapat melewati kristal cair dan orientasinya akan terputar sehingga sama dengan orientasi filter polarisasi yang kedua. Hasilnya, cahaya ini dapat melewati filter polarisasi kedua dan dipantulkan oleh cermin. Hasilnya, akan muncul tayangan berwarna putih.
2. Pada saat arus listrik diaruskan ke dalam kristal cair, orientasi molekul dan kristal cair akan menguat. Hasilnya, orientasi cahaya sebelum dan sesudah melewati kristal cair akan tetap. Orientasi ini berbeda dengan filter polarisasi kedua sehingga tidak ada cahaya yang dipantulkan oleh cermin. Hasilnya, akan muncul tayangan berwarna hitam.
2. Polimer
Polimer didefinisikan sebagai senyawa dengan massa molekul besar dan merupakan gabungan dari monomer pembentuknya. Polimer terbagi menjadi dua jenis yaitu polimer yang berasal dari alam disebut dengan
polimer alam dan polimer yang dibuat di laboratorium disebut dengan
polimer sintetik.
Polimer alam
Selulosa
Selulosa adalah polisakarida yang banyak dijumpai dalam dinding sel tanaman. Selulosa merupakan polimer yang terbentuk dari monomer
β-D-glukosa. Panjang rantai selulosa beragam, dari ratusan sampai ribuan unit glukosa.
Kayu mengandung sekitar 50% selulosa dan kapas mengandung hampir 90% selulosa. Selulosa yang berasal dari kayu banyak mengandung kotoran sehingga harus dimurnikan dengan menggunakan campuran NaOH dan CS
2. Dalam proses ini akan terbentuk cairan kental. Jika cairan kental ini kita masukkan ke dalam pipa berpori pada bak asam akan terbentuk fiber selulosa yang bisa dikenal dengan
rayon. Proses yang mirip dengan ini bisa digunakan untuk membuat film tipis selulosa yang dikenal sebagai
kertas selofan.
Jika kita perhatikan struktur monomer selulosa, monomer ini memiliki tiga gugus -OH yang dapat bereaksi dengan asam nitrat membentuk ester nitrat atau selulosa nitrat. Pada tahun 1869, John Wesley Hyatt menemukan bahwa campuran selulosa nitrat yang dilarutkan dalam alkohol menghasilkan plastik yang dinamakan
seluloid. Seluloid ini mudah terbakar sehingga saat ini banyak digantikan dengan plastik jenis lain.
Karet alam
Karet alam tersusun dari monomer
cis-1,4-isopropena dengan panjang rantai sekitar 5000 isopropena. Masalah utama pada karet alam adalah
taktisitas atau cara penyusunan polimer yang teratur.
Masalah taksisitas ini dapat diselesaikan oleh Charles Goodyear pada tahun 1839. Ia menggunakan
metode vulkanisasi dengan belerang sehingga elastisitas karet alam ini bisa berubah.
Vulkanisasi pada karet alam menghasilkan
pembentukan ikatan silang -S-S- di antara rantai isopropena. Vulkanisasi karet berguna untuk menghasilkan karet alam dengan derajat elastisitas sesuai yang diinginkan. Jika jumlah ikatan silang -S-S- semakin besar, maka karet alam akan menjadi lebih tegar.
Polimer sintetik
Berdasarkan metode pembuatannya, polimer sintetik dapat digolongkan menjadi
polimer adisi dan
polimer kondensasi.
Polimer adisi
Polimer adisi adalah polimer yang terbentuk melalui
reaksi adisi, yaitu
reaksi yang melibatkan senyawa dengan ikatan rangkap yang kemudian diubah menjadi ikatan tunggal. Contoh polimer adisi:
a) Polietilin (PE)
PE adalah polimer yang sangat inert. Polimer ini tidak larut pada pelarut apapun dalam suhu kamar, akan tetapi dapat mengembung dalam cairan hidrokarbon dan karbon tetraklorida (CCl
4). PE tahan terhadap asam dan basa dan hanya dapat dirusak dengan asam nitrat pekat. Jika dipanaskan, PE akan membentuk ikatan silang yang diikuti dengan pemutusan ikatan secara acak pada suhu lebih tinggi, tetapi tidak teurai menjadi monomernya.
PE terbagi menjadi 2, yaitu
high density polyeteline (HDPE) yang memiliki kerapatan tinggi dan
low density polyeteline (LDPE) yang merupakan PE dengan kerapatan rendah. Plastik HDPE bersifat kental dan tidak mudah sobek serta tahan akan lembab.
b) Polipropilen (PP)
Plastik PP bersifat tegar dan stabil terhadapt panas, tekanan, dan bahan kimia. PP merupakan plastik yang lebih kuat daripada PE. PP banyak dipakai untuk botol kemasan karena dapat dibentuk lebih tipis.
c) Politetrafluoroetilen (Teflon)
Politetrafluoroetilen tahan terhadap pelarut organik dan korosi. Politetrafluoroetilen hanya dapat terdegradasi oleh lelehan logam alkali atau alkali yang dilarutkan dalam amonia. Politetrafluoroetilen banyak digunakan untuk insulator listrik dan peralatan kimia.
d) Polivinilklorida (PVC)
PVC merupakan polimer yang memiliki substitusi klorin pada rantainya. Oleh karena itu, PVC lebih tahan api dibanding PE. PVC memiliki gaya tarik antara rantai polimer sehingga meningkatkan kekerasan plastik ini. PVC ini banyak dipakai untuk pipa air.
e) Polimetikmetakrilat (PMMA)
PMMA adalah polimer akrilik yang dikomersialkan dengan nama Lucite dan Plexiglass. PMMA berupa kristal bening sehingga banyak dipakai untuk jendela pesawat terbang dan lensa cahaya.
Polimer kondensasi
Polimer kondensasi adalah polimer yang terbentuk melalui
reaksi kondensasi. Plastik sintetis yang pertama kali adalah
bakelit dikembangkan oleh
Baekland pada tahun 1905. Monomer bakelit adalah hasil reaksi antara formaldehid (CO
2H) dan fenol (C
6H
5OH) membentuk fenol yang tersubstitusi. Pada suhu di atas 100
oC, fenol ini terkondensasi membentuk polifenoksi. Polifenoksi ini banyak dipakai untuk membuat asesoris.
Lalu pada tahun 1920, Carothers menemukan rumpun polimer kondensasi yang berupa poliamida dan poliester. Poliamida terbentuk dari reaksi antara diasilklorida dengan diamina.
Poliester dibuat melalui reaksi diasilklorida dengan dihidroksi.
Fiber sintetik yang pertama adalah nilon. Nilon dapat dibentuk dengan cara menuangkan larutan heksametilen diamina dalam air ke dalam larutan adipoilklorida dalan CH
2Cl
2.
Polimer nilon-6,6 terbentuk pada antarmuka antara kedua fasa larutan membentuk film tipis. Jika film ini disentuh dan ditarik akan tampak serat nilon seperti benang.
Polimer sintentik lainnya adalah polikarbonat yang terbentuk melalui reaksi esterkarbonat dan alkohol. Polikarbonat ini dikomersialkan dengan nama dagang Lexan. Lexan memiliki ketahanan tinggi terhadap panas dan cuaca sehingga banyak digunakan untuk protektor gelas, kerangka jendela, dan juga helm.
3. Keramik
Keramik adalah material padat anorganik non logam. Keramik dapat berupa
kristalin ataupun
nonkristalin. Keramik nonkristalin adalah material dengan struktur yang tidak beraturan (
amorf), sedangkan kristalin memiliki struktur yang beraturan.
Struktur keramik bisa berupa jaringan kovalen, ikatan ion, ataupun gabungan keduanya. Secara umum keramik bersifat kerat dan stabil terhadap suhu tinggi. Bahan-bahan keramik berasal dari berbagai macam meliputi silikat, oksida logam, karbida, nitrida, dan alumina. Contoh keramik yang umu adalah semen, keramik cina, bata tahan api, dan suku cadang mesin.
Aplikasi keramik
Objek keramik bisa menjadi lebih tegar dan kuat ketika terbentuk dari campuran kompleks dua atau lebih material. Keramik yang terdiri dari campuran material disebut
komposit. Komposit lebih efektif jika adanya penambahan
fiber ke dalam keramik.
Komposit keramik secara luas dipakai sebagai alat pemotong logam. Contohnya, alumina yang diperkuat dengan silikon karbida dapat digunakan untuk memotong dan pengeras logam berbasis nikel. Beberapa keramik seperti SiO
2 kuarsa merupakan material
piezo electric. Ini adalah material yang dapat membangkitkan potensial listrik jika ditekan secara mekanik.
Kegunaan keramik yang paling populer adalah sebagai bahan untuk lantai mengkilap. Keramik ini bisa melindungi panas dari bumi sehingga lantai tetap dingin.
Keramik superkonduktor
Superkonduktor adalah material yang dapat menghantarkan listrik tanpa hambatan jika didinginkan sampai suhu tertentu. Artinya, arus listrik yang dialirkan pada superkonduktor tidak akan hilang menjadi panas. Sifat menarik lainnya dari superkonduktor adalah memiliki diamagnetis yang sempurna sehingga menolak semua medan magnet dengan sempurna.
Senyawa superkonduktor contohnya campuran ittrium-barium-tembaga oksida (YBa
2Cu
3O
7) bersifat superkonduktor pada suhu 95 K dan campuran perak-barium-kalsium-tembaga-oksida (HgBa
2Ca
2Cu
3O
8+x) bersifat superkonduktor pada suhu 133 K. Kehebatan superkonduktor ini dapat digunakan dalam berbagai aplikasi seperti generator listrik, motor listrik, dan chip pada komputer.
4. Film tipis
Film tipis bermula pada abad ke-17, saat para seniman mempelajari cara mengecat pola pada objek keramik dengan larutan garam perak, yang kemudian dipanaskan sehingga garam teurai dan meninggalkan film tipis. Saat ini film tipis banyak digunakan untuk tujuan dekorasi dan proteksi. Film tipis dikembangkan dari bahan-bahan meliputi logam, oksida logam, dan bahan organik.
Film tipis tidak memiliki ketentuan tertentu dalam ketebalannya, tetapi pada umumnya memiliki ketebalan 0,1-300 μm. Film tipis harus memiliki sifat-sifat berikut:
• Stabil secara kimia dalam lingkungan yang diterapkan.
• Melekat pada permukaan yang akan dilapisi.
• Ketebalannya homogen.
• Komposisi kimianya dapat dimurnikan dan dikendalikan.
• Kerapatan imperfeksi yang rendah.
Film tipis sangat berguna pada mikroelektronik, digunakan terutama untuk konduktor, resistor, dan kapasitor. Film tipis secara luas juga digunakan untuk pelapis optik pada lensa untuk mengurangi refleksi cahaya dari permukaan lensa dan juga berfungsi untuk melindungi lensa.
Film tipis metalik digunakan untuk lapisan pelindung pada logam. Permukaan peralatan logam dilapisi film tipis keramik untuk meningkatkan kekerasannya. Contohnya pada mata bor untuk baja keras dilapisi dengan film tipis yang terbuat dari titanium nitrida atau tungsten karbida.