Smarter Indonesia

Dalam senyawa anorganik terdapat 2 golongan senyawa yaitu:

Senyawa biner
Senyawa biner adalah senyawa yang hanya tersusun dari dua macam unsur. Penamaan senyawa jenis ini adalah berdasarkan unsur pembentuknya yang ditulis secara berurutan dalam penulisan rumus kimia dan akhiran unsur keduanya diganti -ida.
Contoh: KCl adalah kalium klorida. LiO adalah lithium oksida.

Jika 2 unsur yang terbentuk memiliki lebih dari satu atom seperti NO, NO2, N2O4 penambahan –ida tidaklah cukup untuk membedakan senyawa-senyawa tersebut. Dalam kasus ini kita menambahkan mono- untuk satu, di- untuk dua, tri- untuk tiga, tetra- untuk empat.
Jadi NO di bacanya nitrogen monoksida, NO2 nitrogen dioksida, N2O4 dinitrogen tetraoksida.

Senyawa poliatom
Senyawa poliatom adalah senyawa yang tersusun lebih dari dua jenis unsur. Contohnya seperti Na2SO4, K2CO3, dan Ca(ClO)2. Senyawa poliatom pada umumnya mengandung oksigen. Penamaan senyawa poliatom didasarkan pada jumlah oksigen yang dikandungnya. Senyawa dengan oksigen paling banyak diberikan akhiran –at dan yang sedikit –it.
Contoh: Na2SO4 adalah natrium sulfat, Na2SO3 adalah natrium sulfit. KClO3 adalah kalium klorat, KClO2 adalah kalium klorit.

Aturan ini ternyata ditemukan tidak memadai ketika senyawa memiliki atom oksigen yang bermacam-macam jumlahnya. Contohnya adalah KClO, KClO2, KClO3, dan KClO4. Untuk masalah yang seperti ini, senyawa yang paling sedikit oksigennya diberi awalan hipo- dan yang paling banyak per-.

Rumus Kimia Tata Nama
KClO Kalium hipoklorit
KClO2 Kalium klorit
KClO3 Kalium klorat
KClO4 Kalium perklorat

Senyawa organik adalah senyawa yang mengandung atom karbon kecuali CO, CO2, CN, dan ion CO32- tergolong senyawa anorganik. Senyawa organik sendiri diklasifikasikan ke dalam senyawa hidrokarbon dan turunan hidrokarbon. Senyawa hidrokarbon adalah senyawa yang hanya mengandung karbon dan hidrogen, sisanya dari itu masuk ke dalam senyawa turunan hidrokarbon.

Senyawa hidrokarbon digolongkan ke dalam alkana, alkena, dan alkuna. Alkana adalah senyawa yang hanya mengandung ikatan kovalen tunggal. Alkena jika senyawa tersebut memiliki ikatan kovalen rangkap dua antara karbon-karbon. Alkuna jika senyawa tersebut memiliki ikatan kovalen rangkap tiga antara karbon-karbon.

Alkana
Senyawa alkana ini dinamai berdasarkan jumlah karbon yang dimiliki.

Rumus Kimia Tata Nama
CH4 metana
C2H6 etana
C3H8 propana
C4H10 butana
C5H12 pentana
Rumus Kimia Tata Nama
C6H14 heksana
C7H16 heptana
C8H18 oktana
C9H20 nonana
C10H22 dekana

Alkena dan Alkuna
Pada senyawa alkena dan alkuna penamaan tetap didasarkan dari banyak karbonnya, hanya akhiran –ana di ganti dengan –ena dan –una tergantung dari ikatan rangkapnya. –ena untuk kovalen rangkap dua dan –una untuk kovalen rangkap tiga.

Contoh alkena: C2H4 dinamakan etena. C3H6 adalah propena.
Contoh alkuna: C2H2 dinamakan etuna. C3H4 adalah propuna.

Untuk senyawa dengan rantai yang lebih panjang, diberikan nomor terlebih dahulu untuk letak dimana ikatan rangkap itu berada. Contohnya:
CH3–CH2–CH=CH–CH2–CH3 adalah 3-heksena
CH3–C≡C–CH2–CH2–CH2–CH3 adalah 2-heptuna

Rumus kimia adalah rumus suatu zat yang menggunakan lambang unsur dan jumlah atom-atom unsur pembentuk senyawanya. Dalam tata nama kimia, rumus kimia dituliskan dengan bilangan yang menyatakan jumlah atom ditulis dalam bentuk subscript atau indeks bawah.

Rumus molekul dan rumus empirik
Untuk menemukan rumus molekul suatu senyawa diperlukan beberapa tahap. Tahap yang pertama yaitu menentukan unsur-unsur yang terkandung dalam senyawa tersebut dan berapa jumlah setiap unsurnya. Tahapan ini dinamakan dengan rumus molekul. Jika rumus molekul ini bisa disederhanakan ke bilangan yang lebih kecil dengan membagi jumlah unsur-unsurnya dengan suatu angka maka akan terbentuk rumus empirik.

Jika ini terlihat membingungkan, mari lihat contoh berikut:
Etena memiliki rumus molekul C2H4, kedua bilangan ini bisa dibagi 2 maka rumus empiriknya adalah CH2.
Heksana memiliki rumus molekul C6H14, kedua bilangan ini juga bisa dibagi 2 maka rumus empiriknya adalah C3H7.

Jika suatu molekul memiliki rumus molekul yang tidak bisa dibagi lagi seperti amonia NH3 maka rumus molekul dan rumus empiriknya sama.

Massa molekul relatif
Massa molekul relatif adalah massa suatu senyawa yang didapatkan dari menambahkan massa atom relatif yang membentuk senyawa tersebut. Massa molekul relatif dilambangkan dengan huruf Mr.

Contoh: massa molekul relatif dari amonia NH3. Dari tabel periodik diketahui massa atom relatif N=14 dan H=1. Maka Mr NH3 = Ar N + 3 x Ar H = 14+3 = 17

Rumus senyawa ion
Senyawa ion dibentuk melalui serah-terima elektron menghasilkan kation dan anion. Keduanya berikatan dengan ikatan ionik. Dalam senyawa ion, hasil pembentukan senyawanya selalu netral. Untuk mencapai hal ini beberapa kation dan anion memerlukan lebih dari 1 atom dalam membentuk senyawa ini.

Jika kita lihat NaCl, kedua ion Na dan Cl hanya memiliki muatan satu positif dan negatif masing-masing. Maka keduanya hanya memerlukan satu atom saat berikatan.
Kalau kita lihat natrium karbonat Na2CO3, senyawa ini terdiri dari kation Na+ dan anion CO32-. Karena Na hanya memiliki muatan +1 tetapi harus menetralkan -2 pada ion karbonat maka Na memerlukan dua atom saat berikatan. Hasilnya rumus senyawanya adalah Na2CO3.

Untuk bisa menentukan rumus senyawa ion maka diperlukan beberapa tahap yaitu:
  • Tuliskan nama senyawa ionnya.
  • Tuliskan ion-ion yang terlibat dan muatannya.
  • Setarakan muatan positif dan negatif.
  • Tuliskan rumus senyawa ionnya tanpa muatannya.

Beberapa ion yang umum dengan muatannya bisa dilihat di tabel ini.

Kation Rumus / Muatan
Natrium Na+
Kalium K+
Barium Ba2+
Aluminium Al3+
Amonium NH4+
Kalsium Ca2+
Magnesium Mg2+
Anion Rumus / Muatan
Sulfit SO32-
Sulfat SO42-
Fosfit PO33-
Fosfat PO43-
Nitrit NO2-
Nitrat NO3-
Karbonat CO32-
Klorit Cl-

Dalam ilmu kimia, kita selalu melakukan reaksi antara satu molekul dengan molekul lain. Untuk mempelajari hal ini kita memerlukan persamaan kimia yang menyatakan zat-zat yang terlibat dalam reaksi tersebut.

Persamaan reaksi
Persamaan reaksi didefinisikan sebagai persamaan yang menyatakan zat-zat kimia yang terlibat dalam suatu reaksi dan dituliskan menggunakan rumus kimia. Dalam reaksi kimia terdapat zat-zat pereaksi atau reaktan dan zat-zat hasil reaksi atau produk. Dalam persamaan reaksi, reaktan selalu berada di sebelah kiri dan produk di sebelah kanan, keduanya dihubungkan dengan anak panah.

Reaktan ➝ Produk

A + B ➝ C + D


Menyetarakan persamaan reaksi
Suatu persamaan reaksi dinyatakan benar jika zat-zat yang terlibat dalam reaksi setara, baik secara jumlah zat dan juga muatannya. Sebelum menuliskan persamaan reaksi yang benar, kita tuliskan dulu kerangkanya. Contohnya reaksi natrium dengan gas klorin untuk menghasilkan natrium klorida:

Na + Cl2 ➝ NaCl

Untuk menyetarakan persamaan reaksi, kita tambahkan koefisien di depan zatnya untuk menyamakan jumlah unsur pada bagian reaktan dan produk:

2Na + Cl2 ➝ 2NaCl

Untuk menyempurnakan persamaan reaksi ini, kita harus menuliskan wujud zat yang bereaksi sehingga menjadi:

2Na(s) + Cl2(g) ➝ 2NaCl(s)

Lambang untuk wujud zat adalah sebagai berikut:
  • g singkatan dari gas untuk zat yang berupa gas.
  • l singkatan dari liquid untuk zat yang berupa cair.
  • s singkatan dari solid untuk zat yang berupa padat.
  • aq singkatan dari aqueous untuk zat yang berupa larutan.

Contoh-contoh jenis reaksi
Reaksi ada berbagai macam jenisnya, berikut merupakan beberapa contohnya:
  • Reaksi penguraian: reaksi senyawa tunggal terurai menjadi dua zat atau lebih. Contoh: NH4Cl(s) ➝ NH3(g) + HCl(g)
  • Reaksi penggabungan: reaksi dua zat atau lebih yang bergabung menjadi satu zat yang baru. Contoh: N2(g) + 3H2(g) ➝ 2NH3(g)
  • Reaksi pendesakan: reaksi dimana suatu unsur menggantikan posisi unsur lain dalam suatu senyawa. Contoh: Zn(s) + CuSO4(aq) ➝ Cu(s) + ZnSO4(aq)
  • Reaksi metatesis: reaksi yang melibatkan pertukaran antar ion-ion dalam senyawa yang bereaksi. Contoh: Na2SO4(aq) + Ba(NO3)2(aq) ➝ 2NaNO3(aq) + BaSO4(s)