Minyak bumi kebanyakan dipakai sebagai bahan bakar tetapi masih banyak kegunaan minyak bumi yang lain. Selai bermanfaat minyak bumi juga memiliki dampak negatif terhadap lingkungan.
Aplikasi lain minyak bumi
Minyak bumi dari golongan aromatik dan alifatik tidak jenuh yang memiliki massa molekul rendah sering disebut dengan
nafta. Senyawa aromatik dipakai sebagai bahan baku untuk obat-obatan, detergen, zat warna, dan kosmetik. Beberapa senyawa aromatik yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari ada sakarin atau pemanis buatan, pengawet BHA, pewarna indigotin biru dan amaran merah.
Senyawa alifatik tidak jenuh banyak digunakan untuk bahan baku polimer, pelarut, karet dan fiber sintetik. Selain itu, fraksi nafta bisa juga dipakai sebagai bahan baku untuk aerosol, bahan antibeku, pigmen, alkohol, lem, peledak, dan insektisida.
Dampak lingkungan
Pembakaran bensin yang mengandung senyawa aditif
tetraethylead atau
TEL akan membentuk senyawa
timbal oksida PbO. Senyawa ini bisa tertimbun pada mesin kendaraan. Untuk menyelesaikan hal ini, ke dalam bensin biasanya ditambahkan senyawa
1,2-dibromometana. Ketika
PbO terbentuk ini akan bereaksi dengan
1,2-dibromometana untuk menghasilkan
PbBr2 yang mudah menguap ke udara. Senyawa PbBr
2 akan menjadi polutan yang beracun di udara. Karena hal ini penggunaan TEL pada bensin sudah tidak diperbolehkan lagi.
Beberapa polutan lain yang masih ada akibat pembakaran tidak sempurna dari minyak bumi adalah karbon monoksida, oksida beleran, dan partikulat hidrokarbon.
Karbon monoksida
Jika kita menghirap gas CO, kita bisa menjadi lelah dan pusing, bahkan kalau kebanyakan bisa pingsan. Hal ini disebabkan oleh reaktifitas sel darah kita terhadap CO. Jika di udara terdapat banyak gas CO dan terhirup, hemoglobin kita akan lebih mudah berikatan dengan CO daripada O
2. Akibatnya tubuh kita jadi kekurangan oksigen.
Konsentrasi CO 5% dalam darah bisa menimbulkan kelainan pada mekanisme kerja jantung dan paru-paru. Kadar CO 10 ppm di udara dapat menimbulkan penyakit untuk orang yang menghirupnya dan kadar CO 1300 ppm selama 30 menit dapat menyebabkan kematian.
Menurut badan kesehatan dunia atau world health organisation WHO merekomendasikan kadar rata-rata gas CO di udara sebesar 9 ppm selama 8 jam atau 32 ppm selama 1 jam. Artinya, udara masih dianggap sehat jika selama 8 jam kadar CO kurang dari 9 ppm, Jika kadarnya 32 ppm, maka udara tersebut hanya dinyatakan segar dalam waktu 1 jam.
Oksida belerang
Selain gas CO, ada juga gas yang beracun yaitu gas
SO2. Gas ini timbul karena di dalam bensin suka masih terdapat belerang. Belerang dioksida adalah gas yang tidak berwarna dan tidak mudah terbakar. Pada konsentrasi 0,3-1,0 ppm di udara gas ini menimbulkan bau yang tidak sedap. Gas SO
2 dapat menimbulkan reaksi fotokimia yang menyebabkan
smog atau kabut asap sehingga visibilitas atau daya penglihatan menurun.
Pada konsentrasi 0,20 ppm selama 24 jam di udara terbuka dapat menimbulkan gangguan pada sistem pernapasan, seperti timbulnya penyakit kanker dan bronkitis akut. Pengaruh ini timbul karena SO
2 yang dihirup bereaksi dengan uap air pada saluran pernapasan dan terbentuk asam sulfit H
2SO
3.
SO2(g) + H2O(l) ➝ H2SO3(aq)
Gas SO
2 juga mengganggu pertumbuhan sejumlah tanaman. Pada konsentrasi rendah dapat menyebabkan terhambatnya permbentukan klorofil. Pada konsentrasi tinggi langsung dapat menyebabkan kematian. Contohnya, kadar SO
2 sebesar 0,22-0,25 ppm dapat mematikan tanaman apel, sedangkan pada konsentrasi 0,20-0,23 ppm dapat mematikan kentang.
,br/>
Ketika terjadi hujan pada udara yang tercemari dengan gas SO
2 dapat membentuk asam sulfit. Selain itu, gas SO
2 sendiri bisa teroksidasi menjadi gas SO
3 dan ketika gas ini bereaksi dengan air hujan akan membentuk asam sulfat. Peristiwa seperti ini dinamakan hujan asam.
SO2(g) + H2O(l) ➝ H2SO3(aq)
SO3(g) + H2O(l) ➝ H2SO4(aq)
Hujam asam bisa dideteksi dengan mengukur pH air hujan. Ambang batas pH air hujan adalah 5,5. Air hujan dengan pH dibawa 5,5 dikatakan hujam asam dan bisa mematikan mikroorganisme dan tanaman.
Asam ini juga bersifat korosif sehingga berdampak buruk untuk logam dan bangunan. Contohnya keramik memiliki bahan dasar kalsium karbonat CaCO
3 akan hancur dengan adanya hujam asam.
Hidrokarbon
Hidrokarbon seperti yang kita ketahui adalah senyawa apapun yang mengandung karbon dan hidrogen. Terdapat dua golongan besar yang berkaitan dengan pencemaran udara, yaitu deret
olefin atau
alkena dan
aromatik.
Sumber utama polutan ini adalah pembakaran tidak sempurna dan juga proses penguapan minyak bumi. Senyawa aromatik benzena dan turunannya diduga dapat menyebabkan kanker. Sedangkang senyawa deret olefin konsentrasi rendah tidak membahayakan bagi hewarn tetapi dapat menghambat pertumbuhan tanaman.
Senyawa olefin lainnya seperti peroksiasetil nitrat (PAN), peroksibenzoil nitrat (PBzN), dan asam nitrat dapat berkerumun membentuk kabut. Kabut ini adalah hasil reaksi dengan cahaya yang disebut fotokimia sehingga kabut ini disebut kabut fotokimia.