Berdasarkan jumlah ikatan antara atom karbon, senyawa alifatik digolongkan menjadi dua: jenuh dan tidak jenuh. Karbon digolongkan
alifatik jenuh ketika dapat mengikat
hidrogen secara maksimal yang berarti dengan kata lain
tidak memiliki ikatan rangkap sama sekali. Senyawa yang tergolong alifatik jenuh adalah
alkana dan
sikloalkana.
Struktur dan sifat alkana
Senyawa alkana yang paling sedeharna adalah metana CH
4, 1 atom karbon mengikat 4 atom hidrogen. Struktur molekul alkana yang lebih panjang contohnya adalah etana, propana, butana, dan lainnya. Struktur alkana pada umumnya dituliskan dengan rumus struktur yang dimampatkan.
Berdasarkan contoh di atas, dari metana ke butana selalu terdapat selisih gugus –CH
2-. Etana memiliki satu gugus –CH
2- lebih dari metana. Propana memiliki satu gugus –CH
2- lebih dari etana dan seterusnya. Di dalam suatu deret senyawa yang memiliki selisih jumlah gugus –CH
2- secara berurutan disebut dengan
deret homolog. Senyawa-senyawa di dalam satu deret homolog memiliki sifat kimia yang mirip, tetapi sifat fisikanya berubah seiring dengan kenaikan massa molekul seperti tabel di bawah ini:
Nama Senyawa |
Rumus Molekul |
Massa Molekul |
Wujud Molekul |
Titik Leleh (oC) |
Titik Didih (oC) |
Metana |
CH4 |
16 |
Gas |
-182,5 |
-164,0 |
Etana |
C2H6 |
30 |
Gas |
-183,3 |
-88,6 |
Propana |
C3H8 |
44 |
Gas |
-189,7 |
-42,1 |
Butana |
C4H10 |
58 |
Gas |
-138,4 |
0,5 |
Pentana |
C5H12 |
72 |
Cair |
-139,7 |
36,1 |
Heksana |
C6H14 |
86 |
Cair |
-95,0 |
68,9 |
Heptana |
C7H16 |
100 |
Cair |
-90,6 |
98,4 |
Oktana |
C8H18 |
114 |
Cair |
-56,8 |
124,7 |
Nonana |
C9H20 |
128 |
Cair |
-51,0 |
150,8 |
Dekana |
C10H22 |
142 |
Cair |
-29,7 |
174,1 |
Dengan bertambahnya massa molekul, wujud zat juga berubah. Empat deret pertama alkana berbentuk gas, lalu deret berikutnya berupa cair. Pada alkana yang lebih panjang berwujud padat, contohnya lilin (C
20H
24). Semua alkana dapat bereaksi dengan oksigen membentuk karbon dioksida dan uap air yang memiliki persamaan:
CnH2n+2 + O2(g) ➝ nCO2(g) + (n+1)H2O(g)
Di dalam deret homolog terdapat selisih sebanyak –CH
2-. Jika tambahannya sebanyak n gugus maka terdapat selisih (–CH
2-)
n atau –C
nH
2n-. Maka rumus umum alkana
CnH2n+2.
Tata nama alkana
Ada lima pokok aturan IUPAC untuk penamaan alkana yaitu:
1. Pada alkana yang memiliki rantai bercabang,
nama dasar alkana ditentukan oleh
rantai yang memiliki karbon paling banyak. Rantai terpanjang ini disebut dengan rantai induk. Contohnya pada rantai di bawah ini, rantai induk yang benar adalah yang terdiri dari 9 karbon.
2. Cabang dari rantai induk disebut dengan
gugus alkil. Nama gugus alkil adalah berdasarkan nama alkana semula tetapi akhiran
–ana diganti menjadi
–il. Contohnya seperti tabel di bawah ini:
Gugus alkil |
Tata Nama |
-CH3 |
metil |
-C2H5 |
etil |
-C3H7 |
propil |
-C4H9 |
butil |
-C5H11 |
pentil |
Gugus alkil |
Tata Nama |
-C6H13 |
heksil |
-C7H15 |
heptil |
-C8H17 |
oktil |
-C9H19 |
nonil |
-C10H21 |
dekil |
3. Gugus alkil yang terikat pada rantai iduk diberi nomor dengan urutan yang terkecil. Jadi untuk rantai seperti contoh yang sebelumnya, penomoran yang benar adalah yang berwarna hijau. Jadi nama senyawa tersebut adalah
4-etilnonana bukan 6-etilnonana.
4. Jika ada gugus alkil yang sama pada karbon yang berbeda di rantai induk, nama gugus ditambah dengan kata depan
di- untuk
dua gugus,
tri- untuk
tiga gugus, dan
tetra- untuk
empat gugus. Contohnya seperti pada senyawa di bawah ini disebut dengan
4,5-dietilnonana.
5. Jika terdapat dua atau lebih cabang alkil yang berbeda gugus, maka penulisannya berdasarkan
alfabetis. Contohnya pada molekul ini ditulis
4-etil-5-metilnonana bukan 5-metil-4-etilnonana.
Isomer alkana
Struktur alkana bisa berbentuk rantai lurus ataupun bercabang. Oleh karena itu, satu rumus molekul bisa memiliki rumus struktur yang berbeda. Contohnya pada C
4H
10 bisa memiliki rumus struktur seperti berikut:
Pada rantai lurus tak bercabang disebut dengan
butana. Senyawa yang bercabang ini disebut dengan
2-metilpropana atau
isobutana. Kedua senyawa ini memiliki sifat fisika yang berbeda, titik didih dan titik lelehnya berbeda. Senyawa
butana memiliki
titik leleh sekitar -135oC dan titik didih sekitar -0,5oC.
Isobutana memiliki
titik leleh pada -145oC dan titik didih pada -10oC. Senyawa yang memiliki rumus molekul sama tetapi beda struktur disebut dengan
isomer. Oleh karena perbedaan molekul ini terletak pada strukturnya maka disebut dengan
isomer struktur.
Semakin banyak jumlah karbonnya, semakin banyak isomer yang dimiliki. Pentana C
5H
12 memiliki 3 isomer, heksana C
6H
14 memiliki 5 isomer, dekana C
10H
22 memiliki 75 isomer.
Pada senyawa pentana, titik didih dan titik lelehnya berkurang dengan urutan: n-pentana > isopentana > neopentana. Intinya, titik didih dan titik leleh
semakin tinggi dengan
semakin panjang rantai induknya.