Jika kita memiliki dua cairan dengan temperatur yang berbeda dan mencampurkannya ke dalam suatu wadah, pada akhirnya kedua cairan ini akan mencapai temperatur yang sama. Besarnya temperatur akhir ini akan berada di antara temperatur awal kedua cairan tersebut. Dalam gejala ini, kalor berpindah dari cairan bertemperatur tinggi ke cairan dengan temperatur rendah hingga mencapai
temperatur setimbang.
Kalor dapat didefinisikan sebagai proses transfer energi dari suatu zat ke zat lain diikuti dengan perubahan temperatur. Kalor memiliki satuan SI
Joule (J). Satuan lain dari kalor adalah
kalori. Hubungan antara joule dan kalori adalah 1 kalori = 4,184 Joule.
1. Kalor Jenis dan Kapasitas Kalor
Jika ada dua bola yang terbuat dari aluminium dan tembaga dengan temperatur awal yang sama dicelupkan ke dalam air mendidih, setelah beberapa menit bola tersebut akan memiliki kenaikan temperatur yang berbeda. Hal ini dikarenakan setiap benda memiliki nilai kalor jenis yang berbeda-beda untuk setiap benda.
Kalor jenis didefinisikan sebagai jumlah kalor yang diperlukan untuk menaikkan temperatur zat sebesar 1 K untuk 1 kg zat tersebut. Kalor jenis menunjukkan kemampuan benda untuk menyerap kalor. Semakin besar nilai kalor jenis semakin besar kemampuan benda tersebut untuk menyerap kalor. Secara matematis kalor jenis dirumuskan:
dengan c = kalor jenis zat (J/kg), Q = kalor (J), m = massa zat (kg), ΔT = perubahan temperatur (K)
Untuk suatu benda, faktor massa dan kalor jenis dapat dipandang sebagai satu kesatuan sehingga muncul konsep
kapasitas kalor.
dengan C = kapasitas kalor (J/K)
Maka besar kalor suatu zat dapat dihitung dengan:
Contoh soal
200 gram air yang memiliki temperatur awal 25 °C dipanaskan dengan energi kalor sebesar 4200 J. Jika kalor jenis air 4200 J/kg °C tentukanlah temperatur air setelah pemanasan.
Diketahui: m = 200 g = 0,2 kg. T
o = 25 °C. cair = 4200 J/kg °C. Q = 4200 J
Kita bisa menghitung perubahan temperatur dengan rumus:
Maka temperatur akhir bisa dihitung dengan:
2. Perubahan Wujud Zat
Setiap zat memiliki temperatur tertentu untuk zat tersebut berubah wujud. Suatu zat dapat berubah menjadi tiga jenis wujud: cair, padat, dan gas. Perubahan zat ini selalu diikuti dengan
penyerapan atau pelepasan kalor.
Kalor penguapan dan pengembunan
Kalor penguapan adalah kalor yang dibutuh oleh suatu zat untuk berubah wujud dari cair menjadi gas. Sebaliknya kalor pengembunan adalah kalor yang dilepaskan suatu zat saat berubah wujud dari gas menjadi cair. Besarnya kalor yang diserap saat menguap sama dengan besarnya kalor yang dilepaskan saat terjadi pengembunan pada satu jenis zat yang sama. Secara matematis, dirumuskan sebagai berikut:
dengan Q = kalor yang dilepas atau diserap (J). m = massa zat (kg), L = kalor laten pengembunan atau penguapan (J/kg)
Kalor peleburan dan pembekuan
Kalor peleburan adalah kalor yang dibutuhkan oleh suatu zat untuk meleleh dari zat padat menjadi zat cair. Sebaliknya kalor pembekuan adalah kalor yang dilepaskan suatu zat saat membeku dari cair menjadi padat. Besarnya kalor yang diserap saat melebur sama dengan besarnya kalor yang dilepaskan saat membeku pada satu jenis zat yang sama. Secara matematis, dirumuskan sebagai berikut:
dengan Q = kalor yang dilepas atau diserap (J). m = massa zat (kg), L = kalor laten peleburan atau pembekuan (J/kg)
Contoh soal
Berapakah kalor yang dibutuhkan untuk menguapkan air 2 kg pada suhu 100 °C jika kalor laten penguapan air diketahui 2200 kJ/kg?
Diketahui: m = 2kg, L = 2200 kJ/kg = 2.200.000 J/kg
Maka kalor yang dibutuhkan:
3. Kalor Laten dan Perubahan Wujud
Sebuah benda dapat berubah wujud ketika
menerima atau melepas kalor. Contohnya, ketika es dipanaskan saat suhu mencapai 0 °C, es akan mencair menjadi air. Proses ini disebut
melebur. Proses sebaliknya disebut
pembekuan ketika air melepaskan kalor menjadi es.
Jika air dipanaskan mencapai suhu 100 °C air akan mendidih dan air akan
menguap. Proses sebaliknya disebut
mengembun ketika zat gas melepaskan kalor berubaha menjadi wujud cair.
Ketika zat berubah wujud, temperatur tidak naik ataupun turun tetapi tetap ada
transfer kalor. Kalor yang dibutuhkan untuk berubah wujud disebut dengan
kalor laten. Proses ini tidak mengubah suhu zat dikarenakan kalor yang diserap digunakan untuk melawan gaya ikat antar molekul zat tersebut. Ketika ikatan antar molekul ini terlepas, zat padat menjadi cair, zat cair dapat menjadi gas. Setelah proses ini selesai, temperatur akan berubah sesuai dengan banyaknya kalor yang diterima.
Proses perubahan wujud zat dapat digambarkan sebagai berikut:
Dari titik A ke B, suhu es meningkat dari -10 °C menjadi 0 °C. Kalor yang digunakan pada proses ini sesuai dengan persamaan:
Dari titik B ke C terjadi proses peleburan es menjadi air. Pada proses ini kalor yang digunakan adalah kalor laten yang sesuai persamaan:
Dari titik C ke D terjadi proses kenaikan suhu air sampai mencapai titik didih air 100 °C. Proses ini sesuai dengan persamaan:
Dari titik D ke E terjadi proses penguapan air menjadi uap air. Pada proses ini kalor yang digunakan adalah kalor laten yang sesuai persamaan:
4. Asas Black
Kalor adalah salah satu bentuk energi yang berpindah dari benda dengan temperatur tinggi ke temperatur yang lebih rendah. Energi adalah sesuatu yang selalu kekal. Maka dalam kalor, kalor yang dilepaskan benda dengan temperatur tinggi selalu sama dengan kalor yang diterima benda dengan temperatur yang lebih rendah. Asas ini dikenal dengan
Asas Black.
Untuk lebih jelasnya, kita lihat
contoh soal berikut ini:
Sebuah balok besi panas 10 g dengan temperatur 75 °C dicelupkan ke dalam 100 g air dingin yang memiliki temperatur 10 °C. Berapakah temperatur akhir kedua benda tersebut?
Diketahui c
besi = 450 J/kg °C dan c
air = 4200 kJ/kg °C
Kita bisa menghitung temperatur akhir ini dengan
asas black: