Voltmeter
Voltmeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur tegangan di antara dua titik. Voltmeter harus dipasang paralel dengan komponen yang akan diukur tegangannya.
Untuk mendapatkan hasil yang ukuran, idealnya tegangan voltmeter bernilai
takhingga. Kenapa? Hal ini bisa kita lihat secara matematis dari diagram pemasangan voltmeter berikut:
Arus yang mengalir pada hambatan
R sebelum dipasang voltmeter adalah
I. Setelah voltmeter dipasang, arus
I ini akan terbagi dua sesuai dengan hukum Kirchoff. Arus
I1 akan mengalir pada
R dan arus
I2 akan mengalir pada voltmeter. Voltmeter sendiri memiliki hambatan dalam
Rv. Oleh karena tegangan pada rangkaian paralel adalah sama, maka hal ini secara matematis dituliskan:
sehingga diperoleh nilai
I1:
Persamaan ini menunjukkan agar arus yang melewati hambatan sebelum dan sesudah dipasangi voltmeter tetap sama, yakti
I1 = I maka hambatan
Rv harus jauh lebih besar daripada
R sehingga
R + Rv = Rv. Umumnya dengan
Rv > 100R akan cukup untuk membuat
I1 = I dengan kesalahan sekitar 1%.
Voltmeter memiliki batas maksimum tegangan yang bisa diukur. Jika voltmeter dipasang pada tegangan yang lebih tinggi dari batas maksimumnya maka voltmeter akan rusak. Hal ini bisa diatasi dengan cara yang sederhana.
Misalnya kita ingin mengukur komponen yang kira-kira tegangannya 100 V tetapi voltmeter kita memiliki batas maksimum 10 V. Kita bisa mengatasi hal ini dengan membagi tegangan 100 V sehingga yang melewati voltmeter tetap 10 V. Hal ini dilakukan dengan memasang hambatan depan bernilai
Rd yang dipasang seri dengan voltmeter untuk mengambil tegangan 90 V. Mengapa dirangkai secara seri? Karena tegangan terbagi saat dirangkai secara seri. Berapakah nilai
Rd yang perlu kita pasang?
Untuk menuliskan hal ini secara matematis, kita memisalkan tegangan yang akan diukur bernilai
n kali dari batas maksimum voltmeternya
(Vm) sehingga
V = n Vm. Karena hambatan
Rd ini dirangkai seri dengan voltmeter dan voltmeter ini paralel dengan komponen yang akan kita ukur, maka berlaku:
Sehingga tegangan pada
Rd memenuhi:
Rd dirangkai seri dengan voltmeter maka arus yang melewati adalah sama
(Im). Maka dalam persamaan menjadi:
Maka nilai hambatan yang harus dipasang seri dengan voltmeter:
dengan,
Rd = hambatan depan,
Rv = hambatan dalam voltmeter,
n = kelipatan batas ukur voltmeter
Contoh soal:
Pada gambar ini tentukan angka yang akan ditunjukkan voltmeter.
Tegangan antara titik A dan titik B sebelum dan sesudah dipasangi voltmeter adalah sama. Oleh karena itu kita bisa menghitung arus pada rangkaian ini terlebih dahulu dengan Hukum Tegangan Kirchoff:
Maka nilai
VAB adalah:
Amperemeter
Amperemeter atau biasa disingkat ammeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur arus listrik. Ketika digunakan, ammeter harus dirangkai seri dengan komponen yang diukur.
Kebalikan dari voltmeter, hambatan ammeter harus jauh lebih kecil daripada hambatan yang diukur. Seperti pada gambar di atas, sebelum dipasang ammeter arus yang melalui hambatan adalah
I. Setelah dipasang ammeter, arus ini akan turun menjadi
I' karena hambatannya bertambah menjadi
R + Ra. Oleh karena tegangan sebelum dan sesudah dipasang ammeter tetap, maka berlaku:
Sehingga arus setelah dipasang ammeter:
Persamaan ini menujukkan agar
I' = I maka
R + Ra harus sama dengan
R. Untuk mencapai hal ini, keadaan idealnya adalah
Ra = 0. Akan tetapi, ammeter tidak mungkin memiliki hambatan 0 Ω. Maka, setidaknya ammeter yang dibutuhkan adalah memiliki hambatan
1/100 kali dari hambatan yang diukur untuk mendapatkan pengukuran yang cukup akurat.
Seperti halnya pada voltmeter, ammeter memiliki batas maksimum arus yang dapat diukur. Untuk mengukur arus yang lebih dari batas ukur ammeter bisa dipasang hambatan shunt,
Rsh secara paralel. Misalnya kita mau mengukur arus yang lebih n kali dari batas ukur ammeter
Im, maka
I = n Im. Kita harus memasang hambatan shunt
Rsh sehingga arus terbagi menjadi
Im yang masuk ke dalam ammeter dan sisanya ke hambatan shunt ini.
Oleh karena rangkaian tersusun secara paralel, maka tegangannya tetap sehingga:
sehingga diperoleh nilai hambatan shunt yang diperlukan:
dengan
Rsh = hambatan shunt,
Ra = hambatan dalam ammeter,
n = kelipatan batas ukur ammeter
Contoh soal:
Sebuah ammeter dengan hambatan dalam 2 Ω memilki batas ukur 20 A. Agar bisa mengukur arus sebesar 60 A, tentukan besar hambatan shunt yang diperlukan.
Arus yang akan diukur memiliki kelipatan n = 60 A / 20 A = 3
Hambatan shunt yang diperlukan: